MEMAHAMI RINDU
Barangkali perasaan paling kuat yang pernah diciptakan oleh Tuhan adalah rindu.


Karena rindu, aku sering merelakan diriku terjebak di dalam ruang kenangan. Di sudut dunia yang lain pun selalu ada orang-orang yang rela menempuh jarak ribuan kilometer demi melampiaskan rindu. Ada yang rela terbang dari Gowa ke Tamalanrea hanya untuk mengobati rindu. Ketika Idul Fitri tiba kita juga akan menyaksikan kerinduan yang dibungkus oleh momen berharga. Dan berbicara tentang rindu, selalu menyangkut tentang cinta.
Saat ini jangan aku coba menahan diri untuk tidak berbicara tentang cinta.  Setidakmungkin apa pun, aku ingin membicarakan rindu tanpa harus membicarakan cinta. Cinta hanya untuk dipahami dan setelah itu kita mengerti. Cinta sangatlah sederhana. Tapi perasaan yang mengikuti cintalah yang sama sekali tidak sederhana.
Mereka bilang, cintalah yang membuat seseorang rela menempuh perjalanan jauh demi bertemu orang terkasih. Padahal rindulah yang menyebabkannya. Rindulah yang memberi kita kekuatan, dan cinta yang menunbuhkan rindu itu. Jarak yang mengekalkannya.
Aku seringkali penasaran, apa yang akan terjadi padaku bila rindu sudah sangat menumpuk. Mungkinkah rinduku akan runtuh lalu hancur berserakan? Ataukah rindu akan terus menumpuk, semakin mengekal, dan menuntut dilampiaskan. Apakah rindu bisa hilang sebelum terlampiaskan dan apakah rindu bisa hilang jika cinta sudah tidak ada?
Cinta memang tidak akan bisa hilang dalam waktu singkat. Begitu juga rindu. Namun aku percaya bahwa rindu memiliki usia yang lebih panjang daripada cinta. Meskipun cinta sudah hilang, rindu akan tetap ada, menunggu untuk dilampiaskan. menunggu untuk dituntakan.
Barangkali satu-satunya perasaan rindu yang tidak akan pernah bisa terlampiaskan adalah rindu kepada masa lalu. dan rindu tanpa pernah jumpa. 

Komentar

Postingan Populer